Sebanyak 2.032 wisudawan, yang terdiri dari siswa-siswi MI dari 276 madrasah di seluruh Jombang, tampak penuh semangat dalam acara tahunan yang diprakarsai oleh Kelompok Kerja Kepala Madrasah Ibtidaiyah (KKMI) Jombang. Dalam momen yang penuh khidmat ini, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyah Qurra’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jombang, KH Wahfiyul Ahdi, secara resmi mengukuhkan para penghafal Al-Qur’an tersebut.
Ujian Langsung oleh Menteri Agama
Hal yang paling menarik perhatian adalah keterlibatan langsung Menteri Agama dalam menguji hafalan siswa. Belasan peserta dipanggil maju ke depan podium untuk melanjutkan ayat-ayat yang dibaca oleh Menag. Beberapa lainnya diminta membaca surat pilihan, yang membuat suasana semakin menegangkan namun tetap penuh kekhusyukan.
“Sungguh luar biasa, anak-anak ini adalah kebanggaan umat. Bisa kita bayangkan kelak masjid-masjid dan mushola akan dipenuhi para imam shalat yang hafal Al-Qur’an,” ujar Menag, yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, dengan nada bangga.
Beliau juga membandingkan para wisudawan dengan para ulama terdahulu, yang pada usia sangat muda sudah mampu menghafal Al-Qur’an. “Di antara ulama zaman dahulu, bahkan ada yang hafal Al-Qur’an pada usia lima tahun. Ini adalah bukti keistimewaan pendidikan Al-Qur’an di negeri kita,” imbuhnya.
Wisuda Akbar yang Kedua
Adi Purnomo, Humas Panitia, mengungkapkan bahwa kegiatan ini merupakan wisuda akbar yang kedua diadakan di Jombang. Dengan jumlah total siswa MI sebanyak 48.669 orang, baik dari sekolah negeri maupun swasta, program tahfidz menjadi salah satu fokus utama peningkatan kualitas pendidikan di madrasah.
“Kegiatan ini adalah langkah nyata untuk mencetak generasi Qur’ani. Ujian munaqasah sebelumnya sudah dilaksanakan di tingkat kecamatan, dan sekarang uji publiknya dilakukan langsung di hadapan Menteri Agama,” jelas Adi.
Penghormatan untuk Guru dan Orang Tua
Tidak lupa, Menag memberikan apresiasi tinggi kepada para guru madrasah dan orang tua yang telah membimbing anak-anak dengan penuh kesabaran dan ketulusan. Salah satu guru, Taufiqur Rohman dari MI Bahrul Ulum Kebondalem, Kecamatan Bareng, merasa sangat bangga bisa membersamai 16 siswanya yang diwisuda.
“Pembinaan hafalan kami lakukan sejak kelas satu. Saat kelas enam, hanya tinggal pemantapan saja. Ke depannya, kami berharap makin banyak siswa yang mengikuti program ini agar semangat belajar Al-Qur’an semakin meningkat,” ujarnya penuh harap.
Harapan Masa Depan
Momentum Wisuda Tahfidz Juz 30 ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan berbasis Al-Qur’an tetap relevan dan diperlukan dalam membangun generasi berkualitas. Dengan kegiatan ini, optimisme akan masa depan umat Islam yang cerah kian mengemuka.
“Wisuda ini adalah sebuah awal untuk mewujudkan cita-cita generasi penghafal Al-Qur’an yang akan menjadi pelita umat dan bangsa,” pungkas Menag dengan penuh harapan.
Acara ditutup dengan do’a bersama dan rasa syukur mendalam atas keberhasilan para wisudawan. Harapannya, kegiatan serupa akan terus digelar dengan lebih banyak peserta pada tahun-tahun mendatang.